Buku dapat menjadi jendela informasi sekaligus memberikan inspirasi bagi seseorang untuk meraih cita-citanya. Untuk itu, LAPAN menyelenggarakan talkshow dengan tema “Book and Me: Book Inspiring Me” di Kantor Pusat LAPAN, Rawamangun, Jakarta, Rabu (25/11). Talkshow ini diselenggarakan dalam rangkaian memperingati HUT LAPAN ke-52 pada 27 November dan Gerakan Nasional Membaca pada 22 November.  Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi dan menumbuhkan minat para peneliti untuk menerbitkan karya-karya agar hasil litbang LAPAN dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan ini juga untuk memberi semangat untuk meningkatkan minat baca dan kecintaan terhadap dunia antariksa. 

Acara ini menghadirkan narasumber Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin dan peneliti LAPAN, Prof. Dr. Eddy Hermawan. Kepala LAPAN menjelaskan mengenai buku dapat menginspirasi dalam mencapai cita-cita. Kecintaannya terhadap dunia antariksa diawali dari hobinya membaca buku dan majalah mengenai antariksa sejak dini hingga melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang tertinggi dan berkarir di bidang antariksa. Ia mengatakan bahwa sejak kecil ia suka membaca dan melakukan penelitian. Awalnya ia gemar membaca mengenai keajaiban dunia dan pengetahuan luar angkasa. Buku yang memberikan insiprasi bagi Thomas yaitu Ensiklopedia Americana.


Kegemarannya membaca buku membangkitkan minatnya untuk menulis. Kemudian, saat kuliah di ITB, ia sering membuat tulisan ilmiah di majalah sains. Tulisannya berkaitan dengan astronomi seperti fenomena UFO dan gerhana matahari total. Selama bertugas di LAPAN, Thomas telah menulis 94 artikel ilmiah populer dan buku. Menurut Kepala LAPAN, penelti harus menulis untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat. Selain itu, menulis juga merupakan sarana untuk berbagi ilmu dan memberikan solusi.

Sementara itu, dalam kegiatan ini, Eddy Hermawan memaparkan mengenai buku yang ditulisnya, berjudul Indeks Monsun, Asia, Australia, dan Aplikasinya. Edi mengatakan, buku ini lahir karena adanya kebutuhan nasional dari Dewan Ketahanan Pangan Nasional (DKPN) mengenai pentingnya model prediksi anomali curah hujan yang tepat sasaram dan berlaku di kawasan kecil. Monsun sebagai indeks atau parameter utama anomali tersebut.

Mekanisme monsun perlu dipelajari karena dampak yang ditimbulkan. Contoh dampaknya yaitu terhadap pengaturan pola tanam khususnya bagi petani sawah tadah hujan. Dampak lainnya yaitu adanya bencana hidrometeorologi, misalnya musim basah atau musim kemarau panjang melebih batasan normal.

Eddy mengatakan, kekeringan akibat Monsun dapat mengakibatkan terjadinya munculnya titik panas di hutan atau lahan, kebakaran hutan atau lahan, badai, dan banjir. Monsun ini juga dapat mempengaruhi roduksi pertanian di Indonesia, sehingga perlu diformulasikan model untuk memprediksi dinamika iklim agar dampaknya dapat diantisipasi.

Living Library dan Book Talk ini diikuti oleh peserta dari berbagai instansi pemerintah, peneliti, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. (rizky)


Information


Web Online Public Access Catalog - Use the search options to find documents quickly